Halo, Teman Eksam!
Kamu pasti sering dengar kalimat, “Yang penting cuan dulu, nanti mikirin passion belakangan.” Fenomena ini tidak asing lagi, terutama di kalangan Generasi Z, yang kini dikenal bukan hanya kreatif tapi juga haus akan kemandirian finansial sejak dini.
Mereka bukan malas bekerja justru sebaliknya. Gen Z mencari jalan tercepat untuk mendapatkan uang, lewat berbagai cara seperti freelance, jualan online, jadi konten kreator, hingga kerja part-time. Tapi, mengapa dorongan “money now” begitu kuat? Yuk, kita bahas!
Tren Gen Z dan Pekerjaan Sampingan
Fenomena pekerjaan sampingan atau side hustle kini menjadi bagian dari gaya hidup Gen Z di seluruh dunia. Menurut laporan Forbes (2024), lebih dari 70% Gen Z secara global sudah memiliki atau berencana menjalankan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan utama mereka. Bagi generasi ini, bekerja tak melulu soal stabilitas, tapi juga soal kemandirian, eksplorasi minat, dan kebebasan finansial.
Di Indonesia, tren tersebut juga sangat terasa. Survei Populix (2023) menemukan bahwa 6 dari 10 anak muda usia 18–25 tahun sudah pernah mencoba pekerjaan tambahan untuk menambah penghasilan. Jenisnya pun beragam, mulai dari menjadi freelancer, content creator, seller online, hingga tutor privat. Aktivitas ini bukan sekadar “sampingan”, tapi juga jadi cara untuk menguji potensi diri dan membangun portofolio karier sejak muda.
Tak hanya itu, LinkedIn (2024) melaporkan adanya peningkatan sebesar 37% profil pekerja muda yang kini mencantumkan label freelancer, creator, atau self-employed dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan perubahan mindset: bagi banyak Gen Z, karier tak lagi harus linear atau bergantung pada satu institusi. Mereka ingin fleksibilitas dan ruang untuk tumbuh di berbagai bidang sekaligus.
Namun, di balik semangat itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2023) mengingatkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di usia muda (15–24 tahun) masih mencapai sekitar 18%. Artinya, dorongan mencari pekerjaan sampingan juga muncul karena peluang kerja formal yang terbatas. Bagi sebagian anak muda, side hustle bukan hanya tren, tapi strategi bertahan hidup di tengah ekonomi yang dinamis dan kompetitif.
Mengapa Gen Z Ingin Uang Cepat?
1. Tekanan Finansial Sejak Dini
Biaya hidup, pendidikan, dan gaya hidup digital membuat banyak anak muda merasa harus segera mandiri secara ekonomi. Bahkan sebagian membantu keluarga, bukan hanya untuk kesenangan pribadi.
2. Perubahan Nilai tentang “Sukses”
Kalau dulu sukses diukur dari jabatan, kini kecepatan mendapatkan uang dan kebebasan waktu jadi tolok ukur utama. Gen Z lebih memilih financial freedom daripada karier konvensional jangka panjang.
3. Kemudahan Teknologi Digital
Platform seperti TikTok, Instagram, Shopee, hingga Fiverr memudahkan siapa pun untuk mengubah skill jadi sumber penghasilan. Gen Z terbukti paling cepat memanfaatkan peluang ini.
4. Kurangnya Kepastian Pekerjaan Formal
Banyak lulusan baru yang sulit masuk ke dunia kerja tetap. Akhirnya, pekerjaan sampingan dianggap solusi realistis sambil tetap mencari arah karier.
5. Kebutuhan akan Pengakuan dan Kemandirian
Menjadi “produktif” dan bisa menghasilkan uang sendiri jadi bagian dari identitas Gen Z. Di media sosial, istilah seperti “soft girl with side hustle” atau “grindset lifestyle” semakin populer.
Dampak Positif & Negatif Tren Ini
Sisi Positif
- Melatih mental wirausaha sejak muda.
- Membuka peluang untuk mengasah kreativitas dan networking.
- Memberi kemandirian finansial lebih cepat daripada generasi sebelumnya.
Sisi Negatif
- Risiko burnout meningkat karena multitasking.
- Kualitas kerja utama bisa menurun jika waktu tak seimbang.
- Gaya hidup serba cepat kadang membuat anak muda lupa menikmati proses dan belajar mendalam.
Lalu, Bagaimana Cara Menyikapinya?
- Kelola waktu antara kerja utama dan sampingan.
 Gunakan prinsip 8-8-8: 8 jam kerja/belajar, 8 jam aktivitas pribadi, 8 jam istirahat.
- Pilih pekerjaan sampingan yang relevan dengan tujuan kariermu.
 Misalnya, jika kamu ingin jadi desainer, pilih freelance desain, bukan yang sama sekali tak berkaitan.
- Bangun personal brand yang kuat.
 Di era digital, reputasi online bisa membuka banyak pintu rezeki.
- Jangan bandingkan pencapaianmu dengan orang lain.
 Fokus pada progres, bukan hasil instan.
- Gunakan hasilnya untuk investasi diri.
 Uang cepat memang menyenangkan, tapi gunakan sebagian untuk pelatihan, kursus, atau dana darurat.
BACA JUGA: Kenapa Pelajar Lebih Sering Overthinking daripada Overachieving?
FAQ Seputar Gen Z dan Pekerjaan Sampingan
1. Kenapa Gen Z lebih suka pekerjaan sampingan daripada tetap?
Karena mereka mencari fleksibilitas, kebebasan, dan pendapatan tambahan tanpa harus terikat sistem formal yang kaku.
2. Apakah semua pekerjaan sampingan menguntungkan?
Tidak selalu. Beberapa memakan waktu dan tenaga besar dengan hasil kecil, jadi perlu seleksi agar tetap produktif dan seimbang.
3. Apa bedanya side hustle Gen Z dengan generasi sebelumnya?
Gen Z lebih digital-savvy — mereka menggunakan teknologi dan media sosial sebagai alat utama mencari penghasilan.
4. Bagaimana agar pekerjaan sampingan tidak ganggu kuliah atau kerja utama?
Gunakan manajemen waktu, tetapkan prioritas, dan buat batas waktu kerja agar fokus tetap terjaga.
5. Apakah bekerja sampingan bisa jadi karier utama?
Bisa banget! Banyak Gen Z yang akhirnya menjadikan side hustle sebagai karier penuh waktu setelah berkembang.
Cepat Dapat dan Cerdaslah Dalam Mengelola!
Teman Eksam, mencari uang cepat bukan hal salah, tapi penting untuk tahu kenapa dan untuk apa.
Generasi Z ingin “money now” karena mereka ingin kendali atas hidupnya sendiri. Namun, tanpa arah dan keseimbangan, semangat itu bisa berubah jadi tekanan yang menguras energi.  Uang cepat boleh, tapi jangan sampai cepat habis dan bikin kehilangan arah. Yang terbaik adalah cepat dapat, tapi tetap cerdas mengelola.
Yuk, temukan lebih banyak panduan praktis untuk belajar, bekerja, dan berkembang bareng Eksam – Teman Belajar Kamu!
 
					