Heran Kenapa Suara di Rekaman Beda Banget? Ini Penjelasannya

Halo, Teman Eksam!

Pasti pernah merasakan momen saat sedang merekam suara untuk tugas, voice note, atau iseng nyanyi, lalu ketika diputar kembali, rasanya tak ingin memutar rekaman itu lagi. Suaranya terdengar beda, cempreng, atau sama sekali tidak mirip dengan suara yang kita dengar saat bicara.

Tenang, kamu bukan satu-satunya. Hampir semua orang pernah terkejut dan kurang nyaman mendengar suara mereka sendiri di rekaman. Tapi kenapa sih ini bisa terjadi? Apakah mikrofon salah? Telinga kita yang bermasalah? Atau memang selama ini kita tidak pernah benar-benar mendengar suara asli kita? Jawabannya ada pada cara otak dan telinga memproses suara. Yuk, kita kupas bareng!

Fakta yang Harus Kamu Tahu

Ada beberapa fakta menarik soal suara kita yang mungkin tidak banyak diketahui. Ternyata, bukan hanya orang biasa yang merasa canggung saat mendengar suara sendiri dari rekaman, bahkan banyak penyanyi dan penyiar profesional di awal karier mereka juga mengalami hal yang sama.

Dalam psikologi, fenomena ini disebut voice confrontation, yaitu rasa tidak nyaman atau penolakan ketika seseorang mendengar suara mereka dari perspektif orang lain. Ini terjadi karena otak sudah terbiasa mendengar suara internal yang kaya resonansi, dan ketika mendengar versi rekaman yang lebih “apa adanya”, muncul rasa asing seolah suara itu bukan milik kita. Namun kabar baiknya, otak kita bisa beradaptasi.

Penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan rekaman suara diri secara berulang dapat mengurangi rasa tidak nyaman secara bertahap, serta membantu seseorang lebih percaya diri saat berbicara, bernyanyi, atau tampil di depan publik.


Cara Kita Mendengar Suara Sendiri vs Orang Lain

Fenomena ini bukan sekadar soal perasaan, tapi berasal dari cara otak memproses suara dan jalur pendengaran yang berbeda antara suara internal dan eksternal.

1. Saat Mendengar Suara Orang Lain

Ketika kita mendengar suara dari luar tubuh, baik suara manusia, musik, ataupun suara lingkungan, prosesnya terjadi lewat jalur pendengaran standar. Gelombang suara merambat melalui udara dan masuk ke telinga, kemudian diolah oleh otak.

Alurnya adalah sebagai berikut:

  • Gelombang suara memasuki telinga luar
  • Menggetarkan gendang telinga
  • Getaran diteruskan oleh tulang-tulang kecil di telinga tengah
  • Koklea mengubah getaran menjadi sinyal listrik
  • Otak menganalisis dan menerjemahkan sinyal menjadi suara

Proses ini sepenuhnya mekanis dan konsisten pada semua jenis suara. Itulah sebabnya, suara orang lain terdengar stabil dan jelas di telinga kita. Tidak ada tambahan resonansi lain yang memengaruhi persepsi suara.


2. Saat Mendengar Suara Kita Sendiri

Di sinilah perbedaan utamanya. Saat kita berbicara, otak menerima suara melalui dua jalur sekaligus: jalur eksternal dan jalur internal.

Jalur tersebut adalah:

  • Jalur udara, seperti saat kita mendengar orang lain
  • Bone conduction, yaitu getaran melalui tulang tengkorak dan jaringan tubuh

Bone conduction terjadi karena ketika kita berbicara, pita suara bergetar dan menghasilkan resonansi yang merambat melalui tulang, langsung menuju koklea. Resonansi ini tidak dimiliki suara yang datang dari luar. Akibatnya, suara yang kita dengar dari diri sendiri terdengar lebih penuh frekuensi rendah (bass) dan lebih “mantap” dari versi rekaman. Inilah suara yang selama bertahun-tahun kita percaya sebagai suara asli kita.


3. Kenapa Suara Rekaman Terdengar Aneh?

Ketika suara kita direkam, alat perekam hanya menangkap suara yang lewat jalur udara, tanpa getaran tulang dan resonansi tubuh. Kemudian, saat suara itu diputar kembali, kita mendengarnya seperti orang lain mendengar kita sehari-hari: jernih, tapi tanpa frekuensi rendah tambahan. Akibatnya, suara kita terdengar lebih tipis, kurang kuat, dan terasa asing. Itu sebabnya banyak orang berkata, “Kok suara aku cempreng banget di rekaman?” Padahal, bukan suaranya yang berubah, tapi kita hanya mendengar versi yang didengar orang lain.


4. Faktor Psikologis Juga Berperan

Selain perbedaan jalur pendengaran, ada faktor psikologis yang memperkuat kejanggalan ini. Sejak kecil, otak kita terbiasa mendengar suara internal sebagai “suara kita yang benar”. Ketika rekaman memutar versi yang berbeda, otak langsung menandainya sebagai:

  • Tidak familiar
  • Tidak sesuai ekspektasi
  • Bukan representasi diri yang kita kenal

Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian orang mengalami rejection bias saat mendengar suara rekaman sendiri, alias langsung menolak suara tersebut sebagai “bukan diri mereka”.


5. Jadi Mana Suara Kita yang Benar?

Jawabannya sederhana:

  • Suara rekaman adalah suara yang didengar orang lain
  • Suara yang kita dengar saat bicara adalah versi khusus yang hanya bisa kita dengar

Keduanya benar, hanya jalurnya yang berbeda. Dengan memahami ini, banyak orang mulai lebih menerima suara rekaman mereka. Bahkan penyiar, podcaster, dan penyanyi terbiasa mendengarkan rekaman suara sendiri agar lebih paham bagaimana mereka terdengar di telinga publik.


BACA JUGA: Dunia Makin Canggih Tapi Manusia Mengalami Penurunan IQ, Kok Bisa?

Suara yang Kita Dengar atau Suara di Rekaman?

Ketika kita merekam suara, mikrofon hanya menangkap gelombang suara yang bergerak melalui udara, tanpa mengikutsertakan getaran tulang tengkorak yang selama ini memengaruhi bagaimana kita mendengar suara kita sendiri. Itu berarti suara yang kamu dengar dari rekaman sebenarnya adalah suara asli yang didengar oleh orang lain ketika kamu berbicara.

Namun, karena tidak ada tambahan resonansi dari tulang kepala, suara tersebut seringkali terdengar lebih tipis, lebih cempreng, atau lebih terang dibandingkan dengan suara internal yang kita kenal. Inilah alasan mengapa banyak orang bereaksi dengan berkata, “Kok suara aku jadi beda banget ya?” Padahal, sebenarnya suara tersebut justru merupakan representasi paling nyata dari bagaimana orang lain benar-benar mendengar kita sehari-hari.


Kenapa Kita Tidak Suka Dengar Suara Sendiri?

Menurut penelitian psikologi yang dipublikasikan oleh Scientific American, ketidaksukaan kita terhadap suara rekaman sendiri berasal dari reaksi otak yang kaget saat mendengar suara yang berbeda dari persepsi yang sudah lama kita pegang. Otak kita telah terbiasa dengan versi suara yang terdengar lebih keras, lebih jelas, dan bernada lebih rendah karena adanya pengaruh getaran tulang dan resonansi tubuh. Ketika kita mendengar suara dari rekaman, ada elemen ketidakpercayaan yang muncul, ditambah dengan kecenderungan untuk mengkritik diri sendiri secara berlebihan.

Selain itu, saat mendengarkan rekaman, kita cenderung fokus pada hal-hal kecil yang biasanya tidak kita sadari, seperti suara napas yang terseret, nada suara yang tidak pas, atau ketidaksempurnaan kecil lainnya yang sebenarnya tidak diperhatikan oleh orang lain. Semua ini membuat suara rekaman terasa asing dan sering kali membuat kita merasa tidak nyaman dengan diri sendiri.


Mulai Biasakan untuk Tidak Heran dengan Suara di Rekaman

Sekarang Teman Eksam sudah tahu bahwa suara di rekaman bukanlah suara yang rusak, melainkan justru suara asli kita yang didengar orang lain setiap hari. Selama ini, otak kita memproses suara melalui jalur tambahan yang membuatnya lebih bulat dan berat, sehingga wajar jika versi rekaman terasa asing bahkan memalukan.

Tidak perlu minder, karena fenomena ini dialami hampir semua orang. Bahkan penyanyi profesional pun punya fase tidak suka suara sendiri. Dengan latihan, terbiasa mendengar rekaman, dan memahami cara kerja pendengaran, rasa tidak nyaman itu perlahan akan hilang.

Jadi mulai sekarang, jangan kaget kalau suara rekaman terdengar beda. Justru dari situlah kita bisa belajar mengontrol suara, melatih teknik berbicara, dan menerima suara kita apa adanya karena itulah suara yang didengar dunia.

Yuk, temukan lebih banyak panduan praktis untuk belajar, bekerja, dan berkembang bareng Eksam – Teman Belajar Kamu!

Leave a Comment