Kenapa Pelajar Lebih Sering Overthinking daripada Overachieving?

Hai, Teman Eksam!

Pernah nggak sih kamu duduk di meja belajar, niatnya mau ngerjain tugas, tapi ujung-ujungnya malah mikirin hal lain: “Kalau aku gagal, gimana ya?” atau “Aku bisa nggak ya bersaing sama yang lain?”
Nah, itu tandanya kamu bukan malas, tapi kamu overthinking.

Fenomena pelajar lebih sering overthinking daripada overachieving bukan hal sepele. Di tengah tekanan akademik, sosial, dan ekspektasi dari sekitar, banyak pelajar akhirnya lebih sibuk memikirkan kesalahan yang belum terjadi daripada fokus pada tindakan nyata. Yuk, kita bahas!

Apa Itu Overthinking dan Overachieving?

Teman Eksam harus tahu, sederhananya overthinking adalah kebiasaan berpikir berlebihan tentang sesuatu, termasuk hal-hal kecil yang belum tentu terjadi. Pikiran semacam ini sering muncul tanpa henti dan justru menguras energi mental. Akibatnya, kamu jadi sulit fokus untuk bertindak karena pikiranmu sibuk menciptakan skenario yang bahkan belum terjadi.

Sementara overachieving adalah kondisi di mana seseorang berusaha mencapai hasil yang lebih dari rata-rata, sering kali dengan usaha keras, disiplin tinggi, dan dorongan kuat untuk berkembang. Pelajar yang overachiever biasanya punya motivasi besar untuk belajar, berprestasi, dan memanfaatkan waktunya secara produktif. Tapi jika tidak diimbangi dengan keseimbangan hidup, mereka pun bisa rentan terhadap kelelahan dan stres kronis.

Dengan kata lain, overthinking membuat kita berhenti sebelum mulai, sedangkan overachieving mendorong kita untuk bertindak dan bertumbuh. Bedanya cuma satu langkah kecil — dari terlalu banyak berpikir ke mulai berani bergerak.


Lonjakan Masalah Mental di Kalangan Pelajar

Menurut data Kementerian Kesehatan RI (2023), sekitar 16% pelajar SMA dan mahasiswa di Indonesia mengalami tanda-tanda gangguan kecemasan dan stres akademik. Sementara itu, survei dari WHO menunjukkan bahwa lebih dari 60% remaja di Asia Tenggara merasa cemas terhadap masa depan dan karier mereka.

Artinya, tekanan untuk “berhasil” makin besar, tapi kemampuan untuk mengelola pikiran dan emosi sering kali tertinggal. Banyak pelajar yang akhirnya terjebak dalam lingkaran overthinking, yaitu takut gagal, takut salah langkah, takut tidak memenuhi ekspektasi orang tua atau lingkungan. Padahal, ketakutan yang dibiarkan berlarut justru bisa menumpulkan semangat belajar dan rasa percaya diri.

Fenomena ini bukan sekadar masalah individu, tapi juga cerminan dari sistem pendidikan dan sosial yang masih lebih menekankan hasil akhir daripada proses belajar itu sendiri. Akibatnya, pelajar lebih sering “takut gagal” daripada “berani mencoba.”


Kenapa Pelajar Lebih Sering Overthinking?

  1. Standar Kesuksesan yang Semakin Tinggi
    Media sosial menampilkan versi “sempurna” dari kehidupan orang lain, nilai bagus, prestasi bertubi-tubi, dan masa depan cerah. Akibatnya, pelajar jadi takut gagal dan cenderung membandingkan diri.
  2. Kurangnya Pemahaman tentang Manajemen Stres
    Sekolah sering fokus pada akademik, tapi jarang mengajarkan emotional management atau mental resilience. Padahal, ini penting agar pelajar bisa berpikir jernih tanpa terjebak pikiran negatif.
  3. Lingkungan Kompetitif
    Dari perlombaan ranking, target nilai, hingga ekspektasi orang tua, semua bisa menimbulkan beban mental. Alih-alih berkembang, pelajar justru jadi takut mencoba.
  4. Perfeksionisme Terselubung
    Banyak pelajar yang menunda karena merasa belum siap, ingin hasil sempurna. Tapi akhirnya, malah nggak jadi-jadi, bukan karena nggak mampu, tapi karena takut gagal.

Dampak Overthinking bagi Pelajar

  • Menurunnya Produktivitas: terlalu banyak berpikir justru menghambat aksi nyata.
  • Kelelahan Mental: otak terus aktif bahkan tanpa hasil konkret.
  • Rendahnya Kepercayaan Diri: pikiran negatif berulang membuat pelajar merasa tidak cukup baik.
  • Gangguan Tidur dan Kesehatan: stres kronis bisa memengaruhi pola tidur dan sistem imun.

Cara Mengubah Overthinking jadi Overachieving

  1. Gunakan “Aturan 5 Menit”
    Kalau merasa ragu untuk mulai, coba katakan ke diri sendiri, “Aku kerjain dulu 5 menit aja.” Biasanya setelah mulai, rasa malas dan takut berkurang.
  2. Pisahkan Pikiran dan Fakta
    Saat mulai overthinking, tanyakan “Ini fakta atau cuma kekhawatiran aku?”
    Teknik sederhana ini bisa bantu otak lebih realistis.
  3. Catat Pencapaian Kecil
    Menulis hal-hal yang berhasil dilakukan setiap hari bisa menumbuhkan rasa percaya diri, sekecil apapun itu.
  4. Batasi Perbandingan Sosial
    Scroll media sosial boleh, tapi jangan sampai mengukur diri dari hidup orang lain. Fokus pada progress, bukan perfection.
  5. Bicarakan Perasaanmu
    Entah ke teman, guru BK, atau keluarga, kadang yang kita butuh bukan solusi, tapi didengarkan.

BACA JUGA: Micro-Habits Anak Sekolah, Kebiasaan 5 Menit yang Mempengaruhi Nilai

FAQ Seputar Overthingking

1. Apa tanda-tanda kalau pelajar sedang overthinking?
Biasanya merasa cemas berlebihan, sulit fokus, susah tidur, atau terus memikirkan hal-hal kecil secara berulang tanpa solusi.

2. Apakah overthinking bisa diatasi sendiri?
Bisa, dengan latihan mindfulness, journaling, atau berbicara dengan orang yang dipercaya. Namun, jika sudah mengganggu aktivitas harian, sebaiknya konsultasi dengan psikolog.

3. Apakah semua pelajar mengalami overthinking?
Tidak semua, tapi hampir setiap pelajar pernah mengalami fase overthinking, terutama saat menghadapi tekanan akademik atau masa depan.

4. Apa perbedaan antara overthinking dan refleksi diri?
Refleksi diri membantu memahami kesalahan dan belajar dari pengalaman. Sedangkan overthinking membuat kita terjebak dalam pikiran tanpa tindakan nyata.


Ayo Sadari, Atur, Lalu Ubah!

Teman Eksam, ingat ya bahwa overthinking tidak membuatmu lebih siap, hanya membuatmu lebih lelah. Generasi kita punya potensi luar biasa, tapi potensi itu hanya bisa tumbuh kalau kamu mulai bertindak, bukan terus tenggelam dalam pikiran yang menahanmu. Jadi, kalau kamu sering overthinking, jangan salahkan diri sendiri. Sadari, atur, lalu ubah pikiran itu jadi energi untuk overachieve.

Yuk, temukan lebih banyak panduan praktis untuk belajar, bekerja, dan berkembang bareng Eksam – Teman Belajar Kamu!

Leave a Comment